Komunitas Semut Foto dengan mendapatkan undangan dari kampung sunda wiwitan Kampung Pasiran Garut untuk bergabung dalam acara Hunting Budaya di Kampung Adat Pasiran dalam rangka menyambut Tahun Baru 1959 Saka Sunda yang akan diselenggarakan pada Selasa, 22 Juli 2025.
Acara ini bukan sekadar agenda hunting foto biasa. Ini adalah wujud sinergi dan kekeluargaan yang telah terjalin erat antara Komunitas Semut Foto dan para tetua adat di Kampung Pasiran, Garut. Sebuah kolaborasi di mana lensa kamera bertemu dengan kekayaan tradisi, menghasilkan karya visual yang tak hanya indah namun juga sarat makna.
Sinergi Istimewa: Saat Lensa Bertemu Kegiatan Kebudayaan
Jalinan silaturahmi yang hangat menjadi jembatan bagi para fotografer untuk dapat mendokumentasikan kekayaan budaya Sunda Wiwitan yang hidup dan lestari di Kampung Pasiran. Melalui media fotografi, kita memiliki kesempatan untuk ikut menjaga, mengenalkan, dan mengapresiasi warisan leluhur yang luar biasa ini kepada dunia.
Rangkaian Acara Sakral Tahun Baru Saka Sunda Di Kampung Pasiran yang Akan Diabadikan
Para peserta akan disuguhkan dengan rangkaian upacara adat dan ritual yang penuh pesona. Ini adalah momen emas untuk membidik setiap detail, ekspresi, dan gerak yang menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Saka Sunda. Rangkaian acara meliputi:
- Pentas Seni Angklung Buncis: Alunan musik tradisional yang khas dan enerjik.
- Upacara Adat Ritual Ampih Pare: Sebuah ritual sebagai ungkapan syukur atas hasil panen.
- Murak Tumpeng Bogana: Prosesi membagi dan menikmati tumpeng sebagai simbol kebersamaan.
- Panglawungan Tembang Sunda: Lantunan kidung-kidung Sunda yang menyentuh jiwa.
- Tarawangsa: Seni pertunjukan sakral yang memadukan musik, tarian, dan spiritualitas.
Mengenal Lebih Dekat Kampung Adat Pasiran, Jantung Sunda Wiwitan di Garut
Untuk memahami konteks di balik setiap jepretan, penting bagi kita untuk mengenal lebih dalam tentang tuan rumah kita.
Kampung Pasiran adalah salah satu kampung adat yang terletak di Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Masyarakat di sini memegang teguh ajaran Sunda Wiwitan Madrais dengan tiga prinsip utama dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu kudu beres roes (harus tuntas), guyub (rukun), dan gotong royong.
Filosofi dan Ajaran Hidup Menyambut Tahun Baru Saka Sunda
Masyarakat Kampung Pasiran juga memegang teguh tiga ajaran utama yang disebut Tri Tangtu, yakni olah ka raga, aya sirah, panangan, sampean, safikir atanapi tekad. Mereka mempelajari naskah-naskah Sunda kuno seperti Sanghyang Siksa Kandang Karesian, Amanat Galunggung, dan Sewaka Darma sebagai panduan hidup.
Ajaran ini diturunkan oleh Abah Wiratma Wijaya (Abah Ratma) yang kemudian terhubung dengan ajaran Pangeran Madrais dari Cigugur, Kuningan, menjadikan Kampung Pasiran sebagai bagian penting dari jaringan masyarakat adat Sunda Wiwitan di Jawa Barat.
Ritual dan Tradisi Unik
Sebagai penganut ajaran Sunda Wiwitan, masyarakat Kampung Pasir menjalankan dua ritual utama:
- Olahrasa: Ritual harian yang dilaksanakan pada pukul 05.00 pagi dan 18.00 sore. Dipimpin oleh sesepuh adat, ritual ini berisi wejangan tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
- Puasa 40 Hari: Sebuah ritual tahunan yang unik, di mana setelah menyelesaikannya, masyarakat akan merayakan hari raya Riyaya setiap tanggal 1 Syura (Sura) dalam penanggalan Saka Sunda.
Tertarik untuk mengikuti acara-acara seperti ini, hubungi nomor telepon 0858-6038-9188 untuk informasi lebih lanjut