Fotografi Arsitektur

Fotografi arsitektur atau fotografi bangunan merupakan hasil karya fotografi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. Tidak hanya menampilkan keindahan dari segi arsitektur saja, tetapi dalam fotografi arsitektur juga memperhatikan kaidah-kaidah fotografi itu sendiri. Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya adalah cahaya. Karena cahaya dapat menghasilkan bayangan yang nantinya dapat membiaskan sebuah bentuk dan dimensi yang indah. Bukan hanya persoalan bayangan saja, tapi bagaimana kita dapat menggunakan kaidah-kaidah pencahayaan. Fotografi arsitektur harus menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur harus mampu menjadi komposisi yang indah saat dilihat.
(sumber: wikipedia)

Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah PENCAHAYAAN yang akan diaplikasikan di dalam sebuah frame foto. Pencahayaan sangat perlu diperhitungkan, apakah menggunakan sumber cahaya alami atau bahkan cahaya buatan. Apabila pencahayaan yang akan digunakan adalah pencahayaan alami, maka hal yang perlu diperhatikan adalah waktu pengambilan gambar, karena tidak setiap saat cahaya alami dapat menghasilkan kombinasi cahaya yang bagus untuk kepentingan gambar. Untuk cahaya matahari, waktu yang dapat dimanfaatkan adalah pada :
Pukul 06.30 – 09.30
Pukul 15.00 – 17.00 (kadangkala pencahayaan pukul 18.00 masih dapat dimanfaatkan untuk obyek-obyek tertentu)

Hal ini sangat perlu diperhatikan karena bayangan yang ditimbulkan oleh matahari pada jam tersebut (untuk umumnya wilayah di Indonesia) masih cukup lembut, pada saat itu bayangan akan terlihat sangat jelas, dan dapat menampilkan sisi gelap terang pada fotografi. Sehingga perbedaan antara bagian yang terkena bayangan dan yang tidak masih relative menghasilkan tekstur yang halus. Di luar waktu tersebut, maka bayangan yang muncul akan menjadi sangat kuat dan akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik di dalam capture foto yang diambil. Pada saat mempertimbangkan pencahayaan sebaiknya faktor bayanagan yang muncul pada bangunan juga perlu diperhatikan, apakah bayangan yang muncul disana ikut membantu menonjolkan obyek atau justru menghilangkan detail yang seharusnya muncul pada obyek.
Untuk menghasilkan gambar yang memuaskan ada baiknya mengikuti tips yang dipostingkan oleh Tips Menarik, (Desember 2009). Cara untuk menghindari ataupun mengurangi kegagalan dalam memotret arsitektur:

  1. Sudut pengambilan gambar
  2. Permainan Cahaya dan Bayangan
  3. Refleksi bangunan
  4. Pengambilan abstrak
  5. Permainan dimensi perspektif
  6. Framing
  7. Night Photograpy
    (sumber: http://fotografi.upi.edu/home/6-keahlian-khusus/architectural-photography)