Sama seperti musik yang memiliki beragam aliran atau genre, seperti pop, rock, jazz, R n’B, dll, dalam dunia fotografi juga terdapat banyak genre, antara lain landscape, wedding, portrait, fine art, makro, sport, journalism, human interest dll.
Dalam artikel kali ini, saya ingin fokus dalam genre fotografi landscape/lanskap dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memotret fotografi landscape.
Fotografi landscape secara sederhana adalah tehnik fotografi memotret pemandangan alam, dapat berupa gunung, pantai, padang rumput, padang pasir, danau dan pemandangan alam lainnya. Dalam foto lanskap juga dalam disertakan objek manusia, suasana hiruk pikuk perkotaan dll, selama objek alamnya masih dominan maka dapat disebut foto lanskap.
Namun dalam fotografi lanskap terdapat berbagai varian atau jenis-jenis tersendiri, antara lain arsitektur, pedesaan, citiscape, dll. Jadi fotografi lanskap ini menurut saya pribadi sangat luas, jadi teman-teman yang diperkotaan, dan belum memiliki waktu untuk berkunjung ke kawasan wisata dengan pemandangan alam, tidak perlu khawatir karena tetap bisa memiliki foto lanskap dengan objek gedung, jembatan, dll yang merupakan buatan manusia, masuk kategori arsitektur.
Oke, disini saya ingin sharing pengalaman saya di fotografi genre landscape.
Buat saya pribadi awal masuk ke landscape itu karena saya senang ngebolang, senang ketemu dengan sunrise, sunset… betah duduk lama-lama pas sunrise atau sunset.. rasanya adem.. buat saya pribadi pemandangan saat sunrise sunset bisa melepas kepenatan dari pekerjaan rutin, sampai dengan sekarang, walaupun saat ini intensitas sudah berkurang sejak anak kedua lahir.
Nah sekarang kembali ke laptop.. masuk ke judul artikel ya. Untuk foto landscape sangat diperlukan untuk menguasai 3 setting dasar pada camera: ISO, shutter speed dan aperture. 3 settingan dasar ini juga diperlukan dalam fotografi secara umum yah.
Ketiganya ini saling terkait, biasa disebut the exposure triangle… segitiga eksposure… setiap perubahan salah satu aspek akan dikompensasikan pada aspek yang lain untuk tujuan hasil foto yang diinginkan.
Singkatnya begini,
ISO. Naikin ISO, bisa bantu kita dalam keadaan yang kurang cahaya. Tapi ada efeknya, semakin tinggi ISO, semakin tinggi pula peluang untuk menghasilkan noise dan mengurangi detail foto.
Shutter speed. Naikin shutter speed (mempercepat), akan mengurangi eksposure cahaya yang masuk ke lensa. Untuk objek yang bergerak, bila pakai shutter speed tinggi, objek akan diam (freeze), juga akan semakin tajam pula gambarnya. Hal ini berlaku juga sebaliknya. Nah trick utk speed lambat tanpa hasil yang nge-blur, tentu harus pakai tripod. Tripod ini wajib dimiliki oleh landscaper.
Aperture. Semakin lebar aperture atau semakin kecil angka nya, semakin banyak cahaya yang masuk, juga semakin sempit kedalaman ruang nya (biasa dikenal depth of field). Bahasa lain yang biasa dikenal adalah bokeh. Semakin besar aperture, semakin bokeh artinya objek utama tajam dan bagian background/foreground yang bukan objek utama, semakin nge-blur. Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya.
Untuk landscape biasanya menggunakan aperture sempit, di f.8 sampai f.11, atau f.16. Bisa jg sampai f.22. Semua tergantung situasi di lapangan dan hasil yang kita inginkan.
Nah untuk yang belum terbiasa mengatur 3 settingan dasar ini di camera, yang masih terbiasa menggunakan mode Auto/ Program di cameranya, bisa dicoba untuk latihan, diganti ya ke Mode Manual, agar dapat “feel”-nya dalam mengatur ketiga settingan dasar ini. Untuk yang mau mendalami landscape, ini wajib dikuasai. Dengan sering berlatih kedepannya pasti akan menguasai segitiga eksposure ini.
Untuk landscape Photography, peralatan (selain camera) yang sangat disarankan untuk dimiliki antara lain:
- lensa wide, biasanya 16-35 atau 11-18 etc.
- tripod, jika memungkinkan pilih tripod yang jagjag atau kokoh dalam segala kondisi, angin,sungai, bebatuan, gunung, pantai. Kalo bisa hindari tripod yang terlalu ringan, dari bahan yang gampang patah. Kenapa? Sayang banget punya kamera mahal tapi ditaro diatas tripod yang ringkih, terus kemudian jatuh karena angin kencang atau ketarik ombak pantai, gak worth it… Bisa jadi juga karena terlalu ringan, ketika shoot dgn slow speed, hasilnya jadi kurang tajam akibat tripodnya goyang.
- Filter, seperti contohnya ND (untuk menggelapkan lensa ketika kondisi objek sedang berlimpahcahaya, fungsinya seperti kacamata untuk mata kita… tujuannya dgn ND agar bisa tetap ambil gambar dengan slow speed), GND (fungsi sama dgn ND, hanya GND bagian gelapnya hanya setengah saja, agar gambar bisa lebih balance, contohnya bagian langit lebih terang dari darat sehingga bagian langit dipasang lebih gelap, hasilnya gambar menjadi lebih seimbang) ataupun CPL (untuk meningkatkan kontras, juga bisa digunakan untuk menghilangkan glare cahaya ataupun refleksi di air).
- lensa tele (jika ingin variasi hasil foto dalam 1 lokasi/object foto landscape)
- Remote shutter. Biasa digunakan untuk yang ingin mendapatkan shutter diluar kemampuankamera. Biasanya shuter paling lama pada camera di 30 detik, juga ada mode bulb.. hanya mode bulb tangan kita jadi harus terus pencet shutter… nah dgn remote shutter bisa diatur sampai ber jam2. Yang ber jam2 ini yang biasa dipakai untuk hunting star trail.
- Pembersih lensa sangat diperlukan di landscape, karena kegiatan outdoor rawan debu
- Cover hujan. Walaupun beberapa kamera dan lensa disebut water resistant, mending janganambil resiko kena air deh. Kalo udh kena part camera, minimal rugi waktu bolak balik tempat service deh.
Memory Card. Kalau bisa sih pake memory card yang sedikit lebih besar kapasitas nya, janganambil yang minim, karena file RAW butuh banyak kapasitas dalam memory card. Kalau pergi jauh hunting, disarankan bawa memory card cadangan, dari pada kehilangan momen berharga.
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam Landscape Photography:
- Selalu shoot dalam file RAW. File tipe ini merupakan file yang belum diolah sama sekali olehkamera, sehingga menyimpan detail informasi dari foto yang berlimpah. Akan sangat berguna saat post processing
- Komposisi foto. Menurut saya komposisi itu perlu ya. Mempelajari komposisi biasanya daripengalaman, semakin banyak berlatih akan semakin dapat feel komposisinya. Komposisi yang perlu dipelajari:
- Rule of Third, komposisi paling umum, menempatkan objek dititik pertemuan antara garishorizontal dan vertical. Tujuannya agar objek tidak masuk ke posisi dead center. Untuk awal mempelajarinya, bisa aktifkan feature gridline pada camera.
- The Golden Ratio. Biasa juga dikenal sebagai Fibonacci’s Ratio, penempatan sedikit geserdiatas titik Rule of Third.
- Leading Lines. Ini garis imajiner dalam suatu gambar, yang akan menuntun mata kearahtertentu digambar tersebut. Garis ini bs muncul dalam foto sungai, jalan raya, jembatan, cahaya matahari, dll.
- Perspektif. Ini cara pandang yang berbeda dalam melihat satu objek foto. Jadi misalkan sudahdapat 1 foto dengan 1 objek, ada baiknya kita coba untuk ganti angle fotonya, sehingga akan ada Perspektif yang berbeda dari 1 objek yang sama.
Soal komposisi menurut saya itu bukan aturan baku, tapi tetap jadi panduan dalam memotret landscape.
Berikut contoh-contoh foto untuk menjelaskan beberapa point penting dalam Basic Pemotretan Foto Landscape:
Saat client minta foto siang hari bolong, matahari diatas kepala, waktu yang diberikan hanya saat itu saja, tapi sekaligus saya ingin foto dgn slow speed agar bs dpt awan yang lembut. Solusinya hanya dengan filter ND.
Slow speed, filter GND dan CPL, dengan slow speed di jalan Raya dengan objek bergerak berupa kendaraan yang lampunya menyala menimbulkan efek light trail.
Contoh pengambilan komposisi leading lines. Bisa terlihat ya garis imajiner pada jembatan, rangkaian lampu, batas jalan hitam putih dan light trail, semua menuju ke arah yang sama. Dan mata kita otomatis mengikuti ke arah tersebut
Iso 100 | f.20 | ss 30
Di scene ini juga saya merasakan pentingnya rain cover (saya pake jaket anti air Я) dalam Landscape Photography. Saat pengambilan foto ini, kondiai cuaca dalam keadaan hujan, saya motret dr pinggir jalan pake tripod, kamera dan lensa saya payungi dgn jaket. Jika tidak ada jaket, mending batal deh motonya… hehe ribet urusannya kalo camera sampai ngadat Я
- Dibawah ini contoh komposisi perspektif. Belum sempat saya upload. Ini objeknya masih samadengan foto sunstar saya diatas, di jam yang sama.. saya ingin cari perspektif yang berbeda.. Saya lepas tripod, jongkok2 kebawah cari daun dipinggiran danaunya, daun tersebut saya jadikan foreground. Jadi tambah perspektif lain untuk objek yang sama2.
ISO 100| f.22 | 1/160
Hanya kalo di kotrat kotret hasilnya kurang lebih seperti ini dibawah ini… posisi matahari menjadi lebih tinggi.
Demikian beberapa contoh pemotretan foto landscape.
Terakhir, nah ini penting juga menurut saya dalam Landscape Photography, yaitu “Post Processing”.
Ada beberapa fotografer yang prefer untuk langsung post ke IG atau media lain tanpa post processing, biasa dikenal dengan istilah SOOC atau Straight out of Camera. Sah sah saja. Semua 100% kembali ke masing2 fotografer nya.
Namun menurut saya, apalagi untuk yang ingin menjadi fotografer profesional, ada baiknya mulai belajar untuk melakukan post processing foto2nya, agar hasilnya lebih pop out. Minimal bisa melakukan perbaikan gambar dengan adjust brightness contrast shadow dan highlight tersebut, minimal lebih enak dilihat dibanding SOOC, IMO.
Lebih bagus lagi apabila ditambah dengan dodge and burn agar keluar mood foto nya.
Software yang biasa digunakan untuk edit foto lightroom dan photoshop di PC. Untuk HP bisa dicoba dengan aplikasi Snapseed, VSCO atau yang lainnya.
Disini pentingnya pengambilan gambar dengan file RAW, agar semua detail gambar yang dipindahkan dari kamera ke PC tetap full detail, sehingga foto nya dapat di edit dengan kreasi apapun yang diinginkan tanpa takut mengalami distorsi atau noise. Berikut contoh hasil foto setelah mengalami tahap Post Processing,
Ini contoh foto yang file nya saya dapatkan dari k maspe_ot.. berhubung sekarang lagi musim #stayhome, jd lagi para fotografer sedang senang “acak2” file fotografer lain untuk di edit file RAW-nya dan kemudian diposting.
Post processing yang saya lakukan adalah adjust brightness, contrast, highlight, shadow, sharpen, masking, dodge, burn, ruler tool, efek orton, adjust level, curve, saturation, etc.
Bandingkan dengan file RAW aslinya…
* file RAW asli di Slide ke 2.
Terlihat perbedaan yang tajam antara file asli RAW Dan hasil post processing. Kebetulan memang file RAW yang diberikan fotografer-nya under exposure, untuk dijadikan tantangan bagi fotografer lain agar dapat mengedit fotonya dengan hasil foto yang baik.
Jadi, menurut saya, berdasarkan pengalaman,
Juga hasil ikut les privat ke guru Canon, ikut hunting, maupun seminar atau workshop2 tentang fotografi… ikut lomba, pernah juara 1, pernah finalis, sering malah tidak dapat juara…
Yang diutamakan adalah terus berlatih dan berlatih… Dengan terus berlatih otomatis skill dan feel teman-teman akan terus terasah. Perihal gear adalah bukan hal yang utama, gear hanya alat pendukung, yang wajib dilakukan adalah terus berlatih dan berlatih… hunting bareng lebih seru.
Semoga kedepannya KSF bisa ngadain lagi ya hunting2 bareng tema Landscape ketika wabah Covid19 sdh selesai.. aamiin.
Jika nanti ada yang ingin ditanyakan langsung, tidak harus berbentuk tanya, jika dalam bentuk berdiskusi juga hayuk karena saya juga masih terus belajar. Tema diskusi apa saja, silahkan… bisa tentang foto, komposisi, cara edit dll.
Silahkan bisa japri atau DM Instagram saya : @irvansjof_ngebolang @irvansjof
@kalaitu.photography
Saling follow ya, kita belajar bareng
Sebagai penutup, ijinkan penulis mengutip quote dari John Ruskin:
“Sunshine is delicious, rain is refreshing, wind braces us up, snow is exhilarating; there is really no such thing as bad weather, only different kinds of good weather.”
Artinya: Sinar matahari itu rasanya luar biasa, hujan menyegarkan, angin menguatkan, dan salju menggembirakan; benar-benar tidak ada yang namanya cuaca buruk, yang ada hanya jenis cuaca yang berbeda).
Semuanya akan menjadi baik jika kita tetap memandang segala hal dengan positif.
Demikian juga fotografi lanskap, terdapat berkah tersendiri dalam setiap cuaca. So, tetap semangat ya kejar foto lanskap-nya walaupun cuaca sedang tidak ada matahari. Intinya: latihan latihan latihan.
Wassalamualaikum wr.wb.
– Irvan Sjofjan, member KSF sejak tahun 2014. –